Hidup Berkah Atau Hidup Serakah #2 Berdamai Dengan Diri Sendiri

CATATANPENA.COM Selalu merasa sedang berperang dengan lingkungan sekitar? Mungkin Anda perlu berdamai dengan diri Anda sendiri.

Ya, berdamai dengan diri sendiri, sudahkah kita melakukan itu? Berdamai dengan diri sendiri adalah hal yang dapat kita lakukan untuk membuat kita lebih bersyukur dan hidup bahagia.



Bukankah Tuhan sudah menciptakan dunia begitu sempurna? Contohnya di bumi ini kita bisa bernafas dengan bebas. Itulah yang membuat Saya selalu berusaha untuk bersyukur atas kehidupan yang sudah Tuhan anugerahkan. Hal ini saya lakukan setelah merenungi proses hidup yang saya alami. Lalu apakah yang mendasari saya untuk melalui proses perenungan ini?

Seperti kebanyakan orang, dulu Saya selalu merasa kekurangan, karena saya tidak seberuntung teman-teman saya, disisi lain saya tidak mau ketinggalan untuk menjadi manusia milenial yang suka nongkrong kesana kemari hanya untuk sekedar gengsi. Hutang? Itu adalah makanan saya sehari-hari. Gaji bulanan habis hanya untuk membayar hutang, untuk nongkrong, berkumpul bersama kawan-kawan hanya untuk sekedar ngobrol, minum kopi dan bersenang-senang tanpa ada manfaat.



Apakah saya bahagia? Ya, saya bahagia. Tapi hanya sesaat. Hanya saat itu saja. Karena setelah itu, saya akan kembali berkonflik dan bermasalah dengan diri saya sendiri bahkan dengan lingkungan. Saya dengan mudahnya akan menyalahkan dunia, bahkan menyalahkan Tuhan yang sudah tidak adil dengan kehidupan ini

Kadang kita sering merasa paling mengenal siapa diri kita padahal sebenarnya kita tidak mengenal siapa diri kita, apa yang kita inginkan, apa yang kita cari. Kita bisa kehilangan arah tanpa tahu mau kemana arah tujuan hidup kita. Kita bisa tersesat tanpa arah tanpa tujuan yang pasti. Kita merasa berperang tanpa tahu bahwa siapa musuh kita, padahal musuh utama kita adalah diri kita sendiri. Jika tidak ada yang sesuai dengan keinginan kita, kita akan menyalahkan keadaan, menyalahkan lingkungan, menyalahkan oranglain, bahkan menyalahkan Tuhan.

Lalu, tibalah pada suatu titik, ketika usia saya sudah lebih dari 30 tahun, saya sudah merasa lelah. Saya merasa hidup saya sia-sia tanpa arah dan tujuan. Dan saya menyadari, semua itu karena pola pikir yang egois dan hanya memikirkan hidup hari ini. Lalu, apa yang saya lakukan kemudian? Jawabannya adalah berdamai dengan diri sendiri dan merubah pola pikir.



Saya bukan lagi seorang anak yang baru beranjak dewasa, sudah bukan masanya untuk mencari jati diri, tapi sudah masanya saya untuk berdamai dengan diri sendiri, lebih fokus pada diri sendiri supaya saya mengenal siapa diri saya sebenarnya, apa yang saya inginkan dalam hidup ini, apa yang menjadi tujuan hidup. Maka dengan perenungan ke dalam diri kita sendiri, saya bisa mengerti bahwa hidup itu tidak sekeras yang ada di pikiran kita. Pola pikirlah yang mebuat hidup ini keras, gila dan kita terjebak didalamnya. @mrjudie_

Catatan sebelumnya: https://www.catatanpena.com/2020/02/hidup-berkah-atau-hidup-serakah-dunia-atau-manusia-yang-gila.html

Post a Comment for "Hidup Berkah Atau Hidup Serakah #2 Berdamai Dengan Diri Sendiri"