Menghormati Sesama Manusia Walau Berbeda Agama
Menghormati Sesama Tanpa Memandang Agama: Apakah Itu Mudah?
Saya seorang Muslim. Sebagai umat Muslim, saya merasa kecewa melihat perilaku beberapa oknum yang mengatasnamakan agama, tetapi tindakannya justru membuat keributan.
Mereka tidak hanya mengganggu hubungan dengan saudara-saudara kita yang berbeda agama, tetapi juga dengan sesama Muslim yang memiliki pandangan berbeda. Apa yang terjadi dengan kedamaian dan toleransi yang seharusnya kita junjung?
Banyak ulama yang mengingatkan kita bahwa mereka yang seperti ini tidak memahami agama dengan sepenuh hati. Mereka hanya memahami agama di level permukaan saja—hanya sampai di kerongkongan.
Inilah yang menyebabkan mereka merasa paling benar dan mudah mengkafirkan atau menghujat pihak lain yang berbeda pandangan. Padahal, agama seharusnya dipahami dengan hati yang terbuka dan mendalam, bukan sekadar mengikuti ritual atau memahami hukum tanpa pemahaman yang menyeluruh.
Di zaman digital seperti sekarang, informasi sangat mudah didapat. Bahkan, orang-orang yang berpikiran sempit dan rasis bisa tiba-tiba menjadi panutan di dunia maya.
Mereka menyebarkan pandangan mereka lewat media sosial, menganggap bahwa pandangan mereka adalah yang paling benar, dan seringkali menilai yang berbeda sebagai sesat. Banyak di antara mereka yang menganggap ulama-ulama besar di masa lalu sebagai pengikut bid'ah hanya karena berbeda pandangan.
Mari kita kembali merenung. Kehidupan kita, yang seharusnya penuh kedamaian, jangan sampai terganggu oleh kebencian dan perbedaan yang tidak perlu. Kita hidup berdampingan dalam keberagaman, dan perbedaan itu bukanlah untuk dipaksakan menjadi satu, melainkan untuk disandingkan dengan penuh rasa saling menghormati.
Menjaga Hubungan Baik dengan Sesama
Ingatlah, hubungan baik dengan orang yang memiliki keyakinan berbeda harus kita jaga. Pada dasarnya, sesama manusia adalah saudara dalam kemanusiaan, dan sesama Muslim adalah saudara dalam iman. Allah SWT mengajarkan kita untuk saling menghormati perbedaan ini, sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur'an:
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Al-An'am: 108)
Begitu pula dalam hubungan kita dengan orang tua yang berbeda keyakinan. Allah SWT mewajibkan kita untuk tetap berbakti dan menyayangi mereka, meskipun kita tidak sejalan dalam hal agama. Dalam Al-Qur'an, Allah dengan tegas mengajarkan kita untuk menghormati orang tua tanpa syarat, karena berbakti kepada orang tua adalah kewajiban kita.
Menjaga Tauhid dan Menghormati Perbedaan
Mari kita jaga Tauhid kita dengan penuh ketulusan. Hormati orang lain, tunjukkan kemuliaan akhlak kita, dan ingatlah bahwa hidayah adalah hak mutlak Allah.
Kita bukanlah hakim yang bisa mengadili keyakinan orang lain. Tugas kita adalah memperbaiki diri, berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, dan menunjukkan sifat kasih sayang kepada sesama.
Esensi Agama: Pembentukan Akhlak
Agama sejatinya adalah pembentukan akhlak kita. Agama bukan hanya sekedar aturan hidup yang kita ikuti, tetapi juga landasan untuk membentuk diri kita menjadi pribadi yang penuh kasih sayang, toleransi, dan kedamaian.
Apa artinya beragama jika kita tidak bisa menjadi pribadi yang menghargai perbedaan dan mengasihi sesama? Ingatlah selalu, Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang.
Ayo, Bersama Kita Ciptakan Dunia yang Penuh Kedamaian
Mari kita sebarkan kedamaian, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan kita sehari-hari. Perbedaan bukanlah penghalang, melainkan sebuah anugerah untuk saling belajar dan tumbuh bersama.
Post a Comment for "Menghormati Sesama Manusia Walau Berbeda Agama"