Bullying Membawa Trauma dan Ketakutan

Penindasan, perundungan dan intimidasi (bullying) adalah perilaku yang membawa efek trauma dan terganggunya mental manusia. Tidak ada yang baik dari tindak bullying.
 
Bullying adalah istilah yang sering digunakan untuk tindak penindasan, perundungan atau intimidasi. Perilaku seperti ini dapat menjadi kebiasaan yang melibatkan adu kekuasaan sosial dan fisik seseorang. Tindakan bullying dapat berupa tindakan pelecehan secara verbal atau berupa ancaman, kekerasan fisik atau pemaksaan kehendak.

Bullying dapat dilatarbelakangi beberapa faktor antara lain karena perbedaan agama, gender, ras, seksualitas atau bahkan rasa iri karena kemampuan yang dimiliki. Tindakan bullying dapat terjadi dimana saja, mulai dari lingkungan tempat tinggal, sekolah dan tempat kerja.

Bullying dapat berkembang menjadi budaya selama itu terjadi selama ada interaksi antar manusia. Dan ini akan berlangsung terus menerus. Tindakan bullying sendiri dapat berupa bullying secara emosional, fisik, verbal bahkan bullying di dunia maya juga sudah mulai terjadi.

Salah satu tempat yang menjadi sumber tindak bullying adalah lingkungan sekolah. Bullying terjadi karena adanya kelompok-kelompok pergaulan yang merasa kelompok sosialnya berderajat lebih tinggi di bandingkan yang lain.

Kejadian bullying seringkali bahkan dipastikan dapat meninggalkan trauma bagi korban bullying. Efek trauma dapat berupa kecemasan, tidak bisa tidur dengan nyenyak, mulai takut untuk berinteraksi sosial bahkan korban merasa ketakutan ketika bertemu dengan para pelaku bullying saat mereka sudah dewasa.

Hal ini juga pernah dialami oleh teman saya semasa SMA, sebut saja dia "melati"

Seperti hal anak-anak yang lain, "melati" Adalah anak angkatan baru di salah satu SMA Negeri Yogyakarta. Dengan posturnya yang tinggi, berkulit putih dan berambut panjang membuat banyak mata tertuju pada "melati". Tidak hanya teman satu angkatan tetapi kakak kelas juga.

Tetapi, inilah sebenernya awal kisah bullying di mulai. Karena tak hanya memiliki paras yang cantik " Melati" juga termasuk siswi yang pandai.

Berawal dari "melati" Menyumbangkan piala perlombaan mewakili sekolah saat upacara hari senin. "Melati" Menjadi centre point. Banyak siswa siswi yang kagum, tetapi ada juga yang merasa iri dan tersaingi. Kemudian setelah "melati" Menyumbangkan piala, selepas selesai upacara, ada dua kakak kelas yang menghampiri. Sebut saja winda dan rina.

Mereka melakukan bullying secara verbal dan mengintimidasi supaya "melati" tidak usah sok pintar, cari muka dan tidak usah ikut perlombaan. Karena biasanya merekalah yang selalu mewakili sekolah. Disitu "melati" merasa takut dan bingung, salah Saya dimana? Ya, memang "melati" Tidak melakukan kesalahan apapun. Karena itu semua adalah penugasan dari sekolah.

Selanjutnya, "melati" juga dipercaya untuk memberi contoh senam poco-poco oleh guru olahraga saat ada acara senam bersama seluruh siswa-siswi.

Disitulah muncul masalah baru, beberapa kakak kelas termasuk winda dan rina melabrak "melati". Dia dibawa ke kamar mandi sekolah, kemudian dia dibully secara verbal bahlan secara fisik. Sebuah tamparan menempel di pipinya, plakkkk!

Itulah kejadian yang sangat membuat "melati" terpukul, dan itu menjadikan dia mulai cemas, takut dan menarik diri dari pergaulan sosial. Bahkan ketika ada perlombaan antar sekolah, "melati" sampai dibujuk oleh guru. Tetapi "melati" berusaha menolak. Karena dia takut kejadian bullying akan terulang kembali.

Padahal, "melati" Termasuk anak yang pandai dan berbakat. Tetapi semua bakatnya itu jistru menjadi ketakutan tersendiri bagi dia. Dari lomba baris berbaris, story telling, debat dan seleksi pertukaran dia batal menjadi peserta. Karena rasa takutnya.

Semua terjadi begitu saja dan tidak disangka, "melati" tidak disukai karena  dianggap terlalu di banggakan oleh guru. Dan akhirnya semasa SMA "melati" tidak banyak bergaul dan reman sepermainan pun ikut membully. Karena dia tidak bersosialisasi dengan teman-teman yang lain.

Tidak disangka memang, bahwa efek bullying yang dialami "melati" Berakibat jangka panjang. Bahkan sampai di dunia kerja.

Saat ini "melati" Adalah lulusan kampus ternama di Yogyakarta, dia mengambil jurusan HI. Dan saat ini bekerja di salah satu perusahaan keuangan terbesar di Jakarta.

Ketika perusahaan mengadakan acara besar, "melati" selalu ditugaskan untuk menjadi MC, moderator bahkan kadang menjadi salah satu narasumber. Tetapi kenangan bullying di masa lalu menjadikan "melati" takut, cemas merasa tidak mampu, takut di cemooh banyak orang.

"Melati" dihantui ketakutan, "kayak gimana sih kalo aku tampil? apa ya pantes gitu lho? trs nanti pada suka nggak sama penampilanku? kalo gak suka gimana?

Dari kisah bullying diatas, tahukah kalian, bahwa pembullyan secara psikis itu efeknya lebih parah daripada pembullyan secara fisik.

Karena, pembullyan secara psikis tidak menimbulkan luka yang dapat dengan mudah diobati. Pembullyan secara psikis dapat menimbulkan trauma berkepanjangan hingga dewasa dan membuat korban bullying menjadi insecure.

Ya saat ini aku sudah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Kali ini aku sedang tertidur di kamarku dan terbangun karena aku memimpikan kejadian pembullyan yang terjadi padaku sewaktu SMP. Ternyata itu tersimpan di alam bawah sadar kita. Dan akan terus ada jika tidak dilakukan pengobatan trauma ke psikolog. 

Oleh sebab itu,  pembullyan dapat menjadi senjata pembunuh nomor 1 bagi para korban bullying.

Lalu, bagaimanakah supaya budaya bullying ini tidak tumbuh subur? Jawabannya adalah memberi edukasi bahwa bullying itu tidak ada efek positifnya dan akibat yang ditimbulkan sangat berbahaya.

Diharapakan, orang yang melihat tindak bullying, segera menghentikan dan menolong korban bullying supaya para pelaku tidak semena-mena. Dan bantu korban dengan cara menenangkannya supaya kejadian bullying tidak menjadi mimpi buruk dan trauma hingga dewasa kelak. Semoga bermanfaat. _red
 
 

Post a Comment for "Bullying Membawa Trauma dan Ketakutan"